Minggu, 31 Juli 2016

Cerita Melayani Hantu Sundel Bolong Membeli Bakso

Master sun, Cerita Melayani Hantu Sundel Bolong Membeli Bakso adalah cerita mistik yang dialami oleh Edi, penjual bakso.  Edi, seorang penjual bakso keliling di sebuah perumahan di Jakarta Timur.  Cerita ini diangkat dari sebuah peristiwa yang dialaminya saat ia  sedang menjual bakso di perumahan tersebut. Ia bertemu dengan hantu Sundel Bolong yang membeli baksonya.  Peristiwa ini terjadi sekitar tiga tahun yang lalu. Berikut ini adalah Cerita Melayani Hantu Sundel Bolong Membeli Bakso.

Misteri Melahirkan Dibantu Hantu

Master Sun, Membaca Misteri RSUD Mojokerto yang belum lama ini sempat heboh menarik masa yang banyak berbondong bondong kesana yang admin anehdidunia.com baca dari mojokertonews.com membuat kami ingin untuk mengangkat misteri ini. 

Warga datang dari Mojokerto dan Sidoarjo terus berbondong-bondong ke lokasi di Jalan Gajah Mada berharap menyaksikan gedung tua angker secara langsung. Aksi ini menyusul kabar adanya tim medis dunia lain yang menolong proses persalinan seorang ibu dari Dawar Blandong pada Kamis (4/4)

Kamis, 28 Juli 2016

PREDIKSI HARIAN MASTER SUN

MASTER SUN Sabtu 30-07-2016

SYDNEY
ANGKA MAIN   : 03152
2D > 12 line : 03 31 15 52 20 32  BB
3D > 6  line : 031 152 251 120 452
4D > 4  line : 0315 5123 1520 2315
Colok macau  : 1/2
Colok bebas  : 2
Shio         : Ayam

Selasa, 26 Juli 2016

Geger Pocong Gentayangan Ketuk Rumah Warga di Balikpapan

Master Sun, Warga Balikpapan digegerkan dengan kemunculan sosok misterius, yang menurut pengakuan mereka, adalah hantu berwujud Pocong.

Diungkapkan warga, hantu yang identik dengan kain putih itu kerap menampakkan diri dan mengetuk pintu-pintu rumah saat tengah malam, sekitar pukul 00:00 - 01:00 dini hari waktu setempat, di RT 02, 32 dan 39, TPI Manggar Baru, Balikpapan.

Senin, 25 Juli 2016

Kisah Anak Durhaka Yang Langsung Di AZAB Semasa Masih Di Dunia

Master Sun, Banyak sudah kisah yang kita dengar tentang azab derita yang menimpa anak durhaka. Rasulullah Saw telah mengingatkan bahwa durhaka kepada orangtua merupakan sebuah dosa besar. 

Salah satu kisah yang patut kita ambil hikmaknya adalah kisah nyata berikut yang terjadi di salah satu daerah di Indonesia. Selamat membaca!

Ada seorang pemuda tampan, sebut saja namanya Karta. Ia merupakan pria impian wanita karena ketampananya.

Diculik Penghuni kali akar


Master Sun, Hampir 6 hari Udin dibawa kabur makhluk penghuni Kali Akar. Ketika ditemukan, sifat Udin berubah mirip kera dan menyerang siapa saja yang hendak menangkapnya.



Kali akar merupakan bagian dari Way Belahu, sungai yang mengalir membelah Kota Teluk betung Bandar lampung. Penduduk menyebutnya Kali akar karena di sekitar aliran sungai itu banyak ditumbuhi pohon perdu yang akarnya muncul di permukaan air. ada juga akar yang menjuntai seperti tali ayunan. akar- akar sebesar paha orang dewasa itu sangat disenangi anak-anak. Mereka biasa berdiri di atas akar itu lalu terjun ke sungai.



Sebagian orang mengatakan tempat itu angker. Memang jarang sekali tempat itu dikunjungi orang. Mereka datang ke tempat itu hanya pada saat-saat tertentu saja, seperti menjelang bulan puasa. Biasanya mereka datang untuk mandi keramas. Praktis, pada hari- hari biasa sungai itu hanya ramai oleh anak- anak setempat yang berenang.



Sore itu hujan turun lebat sekali. Tetapi sekelompok anak-anak Kampung Pakuon yang sedang bermain bola belum juga mau berhenti. Hujan justru membuat mereka tambah bersemangat

Minggu, 24 Juli 2016

BANNER AGEN TOGEL TERPERCAYA & TERAMAN SE - INDONESIA


AGEN TOGEL REKOMENDASI DARI KAMI:


AGEN  POKER REKOMENDASI LAINNYA DARI KAMI:

KUMPULAN CERITA MISTERI

Setiap cerita akan diposting di halaman ini. Selamat merinding yah sobat..





Ternyata Inilah Wujud "Jin Peludah" Di Tempat Makan Untuk Penglaris

Cerita Melayani Hantu Sundel Bolong Membeli Bakso

Misteri Melahirkan Dibantu Hantu 



Blog "MASTER SUN" Ini Merupakan Blog Kumpulan cerita-cerita misteri yang terjadi di dunia era modern. Kumpulan cerita misteri menyeramkan dari pengalaman dan kisah nyata. Cerita ini beberapa dari pengalaman nyata yang terjadi di sekitar kita dan cerita dari seseorang yang pernah mengalami kejadian menyeramkan. Jika Anda punya pengalaman cerita seram, gambar atau apapun tentang hantu dan hal yang diluar nalar. Anda bisa berbagi cerita dengan mengirimkannya ke blog kami ini melalui email : reni.yung21@gmail.com dengan Subyek : Cerita Misteri


Jejak Birahi Perempuan Siluman

Keberadaan makhluk siluman di bumi Tuhan ini memang tidak dapat dibantah lagi. Kepercayaan atas keberadaan makhluk
gaib tersebut ternyata sudah berakar sejak zaman nenek moyang di era primitif. Dan di era terkini, para siluman sering memasuki dimensi ruang dan waktu kehidupan manusia di alam nyata. Mereka menggoda, memperdaya, bahkan ingin menguasai insan yang tidak beriman lahir dan batin.
Kisah misteri berikut ini merupakan contoh nyata dari sekian banyaknya kasus yang pernah terjadi betapa di antara
manusia dan siluman dipercaya dapat hidup bersama dengan memenuhi syarat-syarat yang telah disepakati sebelumnya.
Berikut ini sepenggal catatan hitam kehidupannya karena nyaris tergoda sesosok makhluk siluman yang dikenal
dengan sebutan siluman buaya.

Akhir Nopember tahun 2008, aku dihubungi seorang teman di Medan melalui telepon. Dia menawarkan pekerjaan yang cukup menjanjikan di ibukota Sumatera Utara tersebut. Aku yang sudah cukup lama menganggur setelah di PHK di sebuah pengeboran minyak milik asing di daerah Riau daratan cukup tertarik dengan tawaran teman itu, meskipun untuk sementara harus meninggalkan keluarga di kota Pekanbaru.

Aku dan Darwis Tanjung, demikian nama teman tersebut, dulu sama-sama kuliah di Medan pada sebuah perguruan
tinggi swasta. Begitu menyandang gelar sarjana ekonomi, aku merantau ke daerah Riau. Diterima bekerja di sana. Sementara
Darwis Tanjung lebih senang berwiraswasta, meneruskan usaha orang tuanya yang memiliki toko-toko barang antik dan kuno di berbagai kota di Sumatera.
“Untuk sementara kau tinggal saja bersama kami,” ajak Darwis ketika menjemputku di Bandara Polonia Medan.
“Bukan ingin menyombongkan diri, rumahku cukup besar di kawasan elit Perumahan Bumi Asri,” susulnya kemudian.
Di rumahnya yang cukup mewah itu, aku diperkenalkannya dengan Rasiam, perempuan cantik, berkulit sawo matang
dan kedua bola mata agak sipit tersebut menyambut uluran tanganku dengan senyum.

Hari pertama aku berada di Medan, Darwis nampaknya tidak ingin buang-buang waktu. Dia langsung mengajakku ke toko
barang antiknya di bilangan Kesawan dan Petisah. Berkenalan dengan petugas dan pelayan toko di sana. Kepada mereka,
Darwis menyatakan bahwa aku akan diangkatnya sebagai manajer pemasaran merangkap wakil pemilik usahanya.
Pagi itu ketika sarapan, Darwis memberitahukan bahwa untuk selama beberapa hari dia tidak berada di rumah,

karena sore nanti dia ikut rombongan dari kantor Dinas Purbakala ke Jakarta guna membahas kasus-kasus pencurian bendabenda kuno peninggalan sejarah dengan instansi terkait.
“Selama aku tidak berada di tempat, kau tangani saja semua urusanku di toko-toko Kesawan dan Petisah tersebut!”pesannya
ketika aku mengantarkannya ke bandara Polonia, “Namun kalau ada hal-hal yang rumit, jangan segan-segan menghubungiku
melalui handphone!”

Malam pertama tinggal berduaan dengan Rasiam sungguh menggelisahkan. Apalagi selama ini sejak aku tinggal bersama
mereka, aku dan istri teman ini sangat jarang berkomunikasi. Rasiam merupakan tipe wanita pendiam dan terkesan agak misterius. Saking misteriusnya, seharian dia suka berkurung dalam kamar saja kendati suaminya sering mengajaknya ngobrol bersama-samaku pada waktu-waktu senggang.

Usai makan malam yang disediakan oleh petugas katering, aku mengisi waktu duduk di ruang tamu dengan membaca koran sore. Malam mulai larut ketika merasakan mataku berat, mengantuk. Setelah menutup jendela dan pintu serta menguncinya, aku menyeret kakiku melangkah masuk kamar tidur yang bersebelahan dengan kamar tuan rumah.
Baru saja tubuh kubaringkan di tempat tidur, tiba-tiba aku seperti mendengar seseorang mengeluh dan mengaduh-aduh.
Aku segera bangkit untuk memastikan dari mana datangnya suara tersebut. Lalu menduga bersumber dari kamar sebelah,
kamar tidur pasangan suami istri tersebut.

Sejenak aku tercenung. Maju mundur niatku untuk datang menemui istri teman itu ke kamarnya guna menanyakan apa yang
dialaminya. Kiranya kurang elok mendatangi seorang perempuan yang sudah bersuami seorang diri dalam kamar tidurnya. Tapi karena suara mengeluh dan mengaduh terdengar semakin keras, aku menjadi tidak tega juga. Lalu segera menghambur
masuk ke kamarnya. Ternyata perempuan ini memang membutuhkan pertolongan, karena di pembaringan tubuhnya kulihat
menggelinjang gelinjang menahan kesakitan.

Aku sudah bersiap-siap untuk menghubungi dokter ketika telepon di ruang tamu berdering. Langsung kuangkat,
ternyata datang dari Darwis di Jakarta. “Maaf Andi, ada yang terlupa, aku minta tolong agar malam ini dan seterusnya
ketika aku tidak di rumah, menyiram dan memandikan sebuah patung buaya yang terbuat dari tembaga dan dibalut besi
kuningan yang berada di ruangan khusus penyimpanan barang-barang dagangan di belakang dekat dapur,” kata Darwis dari
ujung telepon itu.

Aku masih ingin menanyakan sesuatu namun hubungan pembicaraan singkat tersebut telah terputus. Meskipun masih menyimpan pertanyaan dalam hati, aku patuh saja melakukannya lalu bergegas ke tempat penyimpanan barang-barang kuno dan antik tersebut. Di dalamnya nampak beberapa jenis benda-benda berbagai bentuk berjejer merapat ke dinding tembok. Dan tepat di tengah-tengah ruangan itu kelihatan sebuah patung berbentuk buaya sepanjang lebih kurang satu meter sedang dalam posisi tiarap di lantai dan rahang ternganga lebar. Sebagaimana permintaan
Darwis, aku segera menyiram patung buaya tersebut dengan air yang tersedia dalam drum ukuran kecil di dekatnya. Ternyata bukan air sembarangan, karena aromanya berbau khas wewangian.

Aku mulai curiga teman ini sudah mempercayai hal-hal yang sifatnya klenik, apalagi ketika air mulai membasahi tubuh
patung buaya tadi, rahangnya tiba-tiba menutup. Dan yang paling aneh, bersamaan dengan itu Rasiam tahu-tahu sudah berdiri di dekatku. Memperlihatkan kondisi kesehatannya yang kembali segar bugar dan wajah yang sumringah. Artinya, aku tidak merasa perlu lagi untuk mendatangkan paramedis untuk menyembuhkannya.
“Terima kasih, Bang,” ujarnya sambil berlalu. Aku cuma bengong, terima kasih untuk apa? Lagi pula baru itu kudengar dia
berkata-kata padaku.

Paginya istri teman ini nampak semakin seksi dengan pakaian daster ringkas yang dikenakannya. Tipis, nyaris dia tanpa busana. Kemudian kami terlibat dalam obrolan yang cukup mengasyikkan di depan kaca TV. Saat itu Rasiam benar-benar mengalami perobahan drastis dalam penampilan, tingkah dan perilakunya. Yang semula pendiam dan agak terkesan angkuh menjadi seorang wanita yang senang ngobrol dan rendah hati. Bahkan kuanggap terlalu over acting mengumbar tubuhnya di hadapan pria yang bukan muhrimnya.
Kemudian obrolan beralih seputar hubungannya dengan Darwis, yang menurutnya tidak serasi. Dia mengatakan
hidupnya bersama pria itu kurang berbahagia karena tidak pernah menikmati hubungan seks yang sempurna. Kata demi
kata dan kalimat demi kalimatnya terdengar sendu dan memprihatinkan. Ibarat orang yang sudah kalah sebelum bertempur. Aku menjadi trenyuh menyimaknya, karena kasus suami istri seperti ini memang sering terjadi. Bagi wanita kemewahan materi bukan segala-galanya, kalau tidak diimbangi dengan kepuasan batin dalam berhubungan badan.

“Bang…..” pelan Rasiam memanggil.
“Hmmm…..ada apa?” spontan lamunanku buyar.
“Mau menolong saya?”
“Menolong bagaimana?” tanyaku sambil memandang wajahnya yang tiba-tiba kuyu dan lesu.
“Anu, Bang….”
“Anu apa?”
“Abang kan sudah lama berteman dengan suamiku?”
“Ya, kenapa?”
“Jadi kalau abang saya ajak tidur, dia tidak akan marah, bukan?”
“Gila kamu, tentu saja dia marah besar, meskipun dia teman baikku!” jawabku agak emosional. “Dalam ajaran agama dan kode etik sosial hal itu sangat terlarang, dan akan menjahanamkan manusia ke lubang
neraka!” susulku sedikit mengutip ceramah ceramah agama yang sering aku dengar.
Perempuan cantik di depanku menyeringai.

“Tapi saya bukan manusia,” ujarnya kemudian masih nyengir. Bersamaan dengan itu aura mistis menghalangi pandanganku.
Aku masih terperangah ketika muncul kekuatan gaib yang menyeretku melangkah membuntutinya masuk ke kamar.
Entah bagaimana awalnya, tahu-tahu aku sudah menggeletak berbaring di sebelah Rasiam yang sudah dalam keadaan telanjang bulat. Layaknya sebagai seekor singa liar yang tengah kelaparan, perempuan itu
‘menyerang’ sambil merobek-robek seluruh pakaianku hingga total bugil. Lalu kedua tangannya bergerak cepat gentayangan kian kemari bersamaan dengan desah berahinya yang tersengal-sengal.

Tak lama kemudian terasa jantungku nyaris copot dihantui ketakutan ketika bayangan anak-anak dan istriku muncul
dalam fantasi halusinasi. Mereka berteriakteriak berteriakteriak berusaha mencegah diriku terhindar
dari perbuatan terlaknat ini. Spontan aku melepaskan tubuhku sebelum senjata pamungkas milikku berperan aktif. Dalam
waktu bersamaan gairah seksualku menurun ke titik nadir, alat vitalku menjadi loyo dan melempem. Begitu tersadar secara utuh,
aku cuma mampu terpana. Sadar, bahwa sebelumnya aku telah dikuasai energi gaib dari luar yang menyebabkan diriku
kehilangan akal sehat. Lupa Tuhan, lupa dosa, dan lupa pada keluarga. Dalam hitungan detik kemudian aku menyaksikan penampakan yang aneh dan menyeramkan. Kulihat perempuan cantik ini bangkit dari pembaringan. Perlahan-lahan
kepalanya berubah wujud menjadi kepala mirip dengan bentuk kepala seekor buaya dengan rahang terbuka lebar.
Pada bagian wajahnya bersisik yang berwarna hijau kehitam-hitaman tersebut
tidak terlihat lagi profil Rasiam sebagai wanita cantik, kecuali mulai batas leher ke bawah masih nampak sebagai organ tubuh
perempuan telanjang. Kini taring-taring giginya yang runcing dan tajam serta berkilat-kilat terdengar
berbunyi, berdetak-detak, layaknya ingin mengunyah-ngunyah organ tubuhku yang saat itu masih dalam keadaan bugil.

Aku coba menjauh, namun makhluk misteri yang berwujud setengah manusia dan setengah hewan tersebut lebih cepat
beraksi. Kedua tangannya yang masih berbentuk manusia segera menjangkau ke depan, dan melalui kekuatan yang diluar
dugaanku, melemparkan tubuh telanjangku hingga melayang-layang di udara yang kemudian meluncur tercampak ke luar
kamar melalui jendela yang tengah terbuka. Setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi.
Begitu siuman dan tersadar, yang pertama kali kulihat adalah wajah Darwis Tanjung. Temanku ini menatapku dengan
wajah prihatin.

“Maaf, karena selama ini aku ingin selalu menutup-nutupi masalah pribadiku ke kamu, Andi…….sehingga kau nyaris saja menjadi korban!” ujarnya dengan nada penyesalan.
Selanjutnya Darwis berkisah, bahwa beberapa bulan yang lalu dia pernah membeli sebuah patung buaya kuno dan
terkesan antik yang dimiliki oleh seorang warga desa dekat kota Sibolga Tapanuli Tengah. Konon patung buaya tersebut
ditemukan si warga di pinggir pantai laut dan menjualnya dengan harga yang pantas pada Darwis yang kebetulan sedang mencari barang barang antik di daerah itu. Lalu memboyongnya ke Medan.

Beberapa orang kolektor benda-benda kuno ingin membelinya dengan harga bervariasi hingga sampai milyar. Bahkan
seorang turis dari mancanegara ingin menawar hingga 10 milyar rupiah. Dan Darwis sudah bersiap-siap menjualnya
dengan harga tertinggi ketika malamnya dia bermimpi didatangi seorang pria tua mengenakan sorban dan jubah berwarna
merah tua.
Orang tua tersebut melarang Darwis menjualnya, dan menyuruh agar patung buaya itu pada waktu-waktu tertentu
disiram dengan air kembang tujuh rupa. Setelah beberapa kali melakukan arahan pria tua dalam mimpi tersebut, hari itu seorang perempuan cantik datang bertamu ke rumah Darwis. Sang tamu mengaku pemilik patung buaya tersebut, dan meminta agar Darwis mengembalikannya. Sebaliknya kalau ingin memilikinya, si perempuan cantik yang mengaku bernama Rasiam tersebut minta agar Darwis menikahinya secara diam-diam dan rahasia.
“Karena aku memang belum berkeluarga, pemilik patung buaya itu kunikahi dengan segala senang hati. Kami
menikah diam-diam dan secara rahasia karena calon istriku tersebut tidak memiliki identitas diri yang jelas. Tak punya KTP dan mengaku hidup sebatang kara” lanjut Darwis berkisah.
Menurutnya, Rasiam merupakan wanita yang ‘seks maniak’ yang kemudian hari diketahui dia adalah sosok perempuan
siluman. Tegasnya dari komunitas siluman buaya.

Setelah menyimak penuturan kisah Darwis, cukup lama aku termenung saja. Apalagi setelah dia mengatakan, bahwa
Rasiam sudah menghilang bersama-sama patung buaya itu. Aku memutuskan untuk pulang ke Pekanbaru karena sangat trauma atas kejadian menyeramkan yang kualami.
Siapa tahu perempuan siluman buaya yang seks maniak tersebut kembali lagi ke rumah teman ini, ingin melampiaskan nafsu
birahinya yang gagal menguasaiku hari itu.
Seminggu setelah tiba di Pekanbaru, aku masih merasa seperti orang linglung. Kepada istri, aku mengatakan bahwa pekerjaan di Medan kurang sesuai dengan bakat dan pendidikanku, sehingga memutuskan untuk berhenti. Pengalaman mistis yang kualami bersama perempuan siluman buaya sengaja kututup rapat-rapat, biarlah hal itu kuanggap
sebagai sepenggal catatan hitam dalam sejarah hidup.
Namun melihat keadaanku begitu kembali ke Pekanbaru seperti mengalami amnesia, istriku kemudian segera
membawaku berobat secara alternatif. Pakar kejiwaan yang menguasai masalah supranatural mengatakan diriku mengalami
traumatis karena pernah mengalami hal-hal yang sifatnya mistis dan magis. Cukup lama
juga diriku diterapi hingga kembali normal seperti semula.

Beberapa bulan kemudian, aku baru mendapat kabar, bahwa temanku Darwis Tanjung tewas dalam kecelakaan lalu lintas
di jalur perlintasan kereta api. Kejadian itu sehari setelah aku berada kembali di
Pekanbaru.
Rumah gedung mewahnya di perumahan Bumi Asri dikabarkan terbakar, ludes menjadi abu. Toko barang antik
almarhum di bilangan Kesawan dan Petisah menjadi rebutan dan sengketa dari para
ahli waris yang tidak jelas. (Berdasarkan penuturan narasumber yang kini berdomisili
di Pekanbaru, Riau kepada penulis)

KUNTILANAK PENUNGGU SUMUR

Master Sun, Hai, selamat malam. aku Dina, mau berbagi cerita waktu dulu aku masih tinggal di kostan lama. Awal-awalnya aku kuliah masih belum dapat kost yang bagus dan biar hemat aja aku nemu kost yg murah. memang lokasinya agak jauh dan sepi. Di kost itu ada 5 kamar. dan hanya hanya ada 2 kamar aja yg ditempati yaitu aku dan kamar sebelah yg sudah bekeluarga.

Ceritanya pas waktu malam minggu, aku sengaja ngajak teman-teman ku ngumpul di kost biar tambah akrab. Malam itu memang cuacanya dingin banget sekitar jam 10 kami masih  nongkrong becanda di depan kamar kost ku. aku, amay dan silvy waktu itu becanda sambil ketawa-ketawa. Tiba-tiba silvy terdiam trus ngomong 

"Kok perasaan gue jadi ngga enak ya?" sambil mengusap tangan dan belakang lehernya. trus aku tanya "Kenapa loe?". entah kenapa setelah dia ngomong gitu suananya jadi mencekam. Trus si Amay ngomong "Ah, loe jangan becanda. jadi serem ni". "Bener gue jadi merinding gini" kata silvy. Karena perasaan gue jadi ikut ngga enak, trus gue toleh-toleh sekitar kostan itu. Oiya, gue tinggal di kamar nomor 2 sedangkan kamar nomor 1 itu emang kosong. tetangga gue tempatnya di nomor 3. Jadi tepat di samping kamar nomor 1 itu emang ada sumur ngga kepake dan di tutup pake kayu gitu.

Ngga lama setelah itu, si silvy kaget "Nah, apaan tu lewat" sambil nunjuk ke arah samping kamar nomor 1. Kami semua jadi histeris dan ketakutan trus lari masuk ke dalam kamar kost ku. Kami langsung masuk selimut bertiga. Trus aku tanya ke silvy "Emang loe liat apa'an". SIlvy bilang "Tadi aku liat ada bayangan putih gitu lewat ke belakang". Karena katekutan kami bertiga langsung tidur aja ngga berani ngapa-ngapain.

Keesokan harinya hari minggu, pas kebetulan tetangga kost ku keluar bersihin motornya. Trus gue tanya-tanya aja. Emang katanya di sumur samping nomor 1 itu ada kuntilanak yang nungguin. aku jadi parno setelah itu, sekitar satu minggu aku pindah kost ngga berani lama-lama tinggal di kost yang serem itu.

Di kost yang baru itu lebih nyaman, ya emang harganya lebih mahal. Tapi daripada aku mati ketakutan mending bayar mahal. Inilah sedikit pengalaman saya. :)

Posted By :  Agen togel terpercaya 

Tumbal Anak Demi Memburu Harta Gaib

Master Sun, Sebenarnya saya bingung harus memulai kisah misteri ini dari mana, sebab terlalu banyak kisah misteri yang saya hadapi dan alami di dalam kehidupan ini. Seperti juga Allah SWT yang telah menjadikan alam semesta ini beserta isinya yang penuh dengan misteri. Dari awal penciptaan langit dan bumi, bintang gemintang dan bahkan penciptaan manusia itu sendiri penuh dengan misteri. Yang sampai sekarang belum dapat terpecahkan.

Kisah misteri yang saya alami ini terjadi di awal tahun 2003 lalu. Saya tinggal di sebuah kota kecil di daerah pinggiran kota Medan, tepatnya di Kota Kisaran. Lingkungan tempat tinggal saya merupakan lingkungan yang aman dan tentram. Tetapi rasa aman dan tentram itu tiba-tiba saja terusik oleh kelakuan orang-orang yang serakah dan tidak bertanggung jawab. Orang-orang serakah itu berusaha mengambil dengan paksa “pusaka-pusaka gaib” yang ada di lingkungan tempat tinggalku. Hinggal hal itu menyebabkan kemarahan para penunggu-penunggu gaib di daerah tersebut. Mereka sangat marah karena daerah kekuasaannya telah diusik.

Para jin-jin yang berkuasa di daerah tersebut menuntut tumbal jika pusakapusaka tersebut ingin diambil. Yang namanya manusia-manusia serakah dan berhati iblis, akhirnya mereka menyanggupi persyaratan yang diajukan oleh para jin-jin tersebut. Hati mereka telah tertutup oleh kilau dunia Nurani mereka telah dikuasai oleh iblis LAKNATTULLAH. Walaupun para jin-jin tersebut meminta tumbal “ayam setarangan” atau yang biasa diartikan mereka meminta tumbal manusia yang sedang mengandung atau wanita hamil sebanyak tiga orang.

Akhirnya hal yang sangat menakutkan itupun terjadi. Tanpa sebab yang jelas salah seorang tetanggaku yang sedang mengandung tiba-tiba meninggal dunia tanpa diketahui penyebabnya. Usia kandungan (sebut saja Ibu Imah) memang sudah berumur hampir jalan sebelas bulan.

Sebelum kematian bu Imah, Pak Juan suami bu Imah baru saja membawa istri tercintanya memeriksa kandungannya ke Dr. Spesialis Kandungan dan Dr mengatakan pada Pak Juan bahwa istri dan anak yang dikandung ibu tersebut sehat-sehat saja tidak ada kelainan sama sekali.

Tetapi Allah berkehendak lain, akhirnya bu Imah meninggal dunia di sebuah RS. Bersalin di pangkuan sang suami tercinta yang merasa sangat sedih karena harus berpisah dengan orang yang sangat dicintainya. Bu Imah meninggal dengan membawa serta bayi yang dikandungnya.

Setelah kematian bu Imah, lingkungan tempat tinggalku terasa sunyi mencekam, malam terasa lebih panjang, di luar sana hanya suara jangkrik yang terdengar saling bersahut-sahutan. Suara burung malam terdengar berkicau di atas pohon kelapa menambah suasana seram di kampungku.Para warga merasa takut untuk keluar rumah bila malam tiba. Karena tersebar isu bahwa arwah bu Imah gentayangan. Tetapi pada kenyataannya hal itu tidak benar. Isu itu sengaja ditebarkan oleh orangorang yang tidak bertanggung jawab untuk mengacaukan suasana.

Sebulan setelah kematian bu Imah, kembali lagi musibah itu terjadi musibah itu kembali lagi menimpa salah seorang tetanggaku. Kali ini yang meninggal seorang warga non muslim yang sebut saja bernama bu Butet. Bu Butet meninggal dalam keadaan mengandung juga. Usia kandungan bu Butet berumur delapan bulan. Sebelum kematiannya, sore itu bu Butet sempat menyaksikan kami bermain bola. Kemudian salah seorang teman yang menegurnya.

“Bu sore-sore gini orang hamil dilarang di luar rumah, apa lagi ini sudah mau Maghrib bu.” Kemudian bu Butet menjawab, “Ah… kami orang batak mana ada pantangan-pantangan seperti itu nak.” “Kalau tidak mau diingatkan ya sudah,”jawab salah seorang teman saya.

Kemudian kami asik bermain bola lagi. Tapi tidak berapa lama setelah itu kami dikejutkan oleh bu Butet yang tiba-tiba saja kejang-kejang dan matanya melotot menatap ke atas. Kemudian dengan sigap salah seorang teman saya berlari memanggil orang pintar yang ada di kampungku.

Selepas sholat Maghrib, orang pintar yang sebut saja bernama pak Nazarrudin baru tiba di rumah bu Butet. Kemudian beliau melihat keadaan bu Butet yang terus saja mencercau bahwa ada orang tinggi besar yang ingin membawanya wajahnya nampak ketakutan.

Pak Nazarrudin kemudian meminta segelas air putih kepada suami bu Butet. Setelah dibacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an kemudian air itu diminumkan pada bu Butet. Tidak berapa lama kemudian keadaan bu Butet kembali tenang dan normal kembali.

Sebelum pulang pak Nazarrudin berpesan kepada suami bu Butet; “Pak tolong dijaga istri bapak baik-baik ya.”

“Iya pak Ustadz. Terima kasih atas bantuannya ya pak.” Kemudian pak Nazarrudin pulang ke rumahnya dengan diantar teman saya. Di dalam perjalanan, pak Nazarrudin berkata pada teman saya, 

“Anto menurut bapak ibu itu sudah tidak ada harapan lagi.”
“Maksud bapak Ustad bagaimana,” jawab Anto.
“Kita lihat saja besok To.” Kata pa Ustad

 Memang benar yang dikatakan oleh pak Nazar, keesokkan paginya tepat pukul 10 pagi, warga mendapat kabar bahwa bu Butet meninggal dunia. Beliau meninggal dengan membawa serta bayi yang ada dalam kandungnya.

Setelah kematian bu Butet, berarti tinggal satu nyawa lagi yang harus menjadi tumbal. Tetapi sebelum semua itu terjadi, akhirnya misteri kematian itu terjawab juga. Bak kata pepatah “sepandai-pandainya menyimpan bangkai akhirnya tercium juga”.

Hal tersebut terungkap setelah suami almarhumah bu Imah, bapak Juan, yang berprofesi sebagai tukang RBT (tukang ojek) membawa penumpang seorang kakek-kakek. Kakek tersebut bertanya pada pak Juan,

“Anak tinggalnya di mana.”
“Saya tinggal di jalan Kartini kek.” Jawab
“Kakek minta pada nak Juan untuk menyampaikan pesan kakek pada orangorang di kampung nak Juan, agar mereka melakukan tolak bala.” Kata kakek itu.
“Memangnya ada apa kek?“ Tanya pak Juan yang merasa heran dengan permintaan kakek yang diboncenginya.

“Begini na Juan, soalnya ada orang-orang yang berhati iblis yang berusaha mengambil benda-benda pusaka yang ada di kampung tersebut. Dan syarat untuk mengambil benda pusaka tersebut ialah dengan menumbalkan nyawa manusia. Jika mereka, warga kampung, tidak mau melakukan tolak bala, sebaiknya pak Juan pindah saja dari kampung itu,” kata sang kakek setengah memerintah.

Akhirnya pak Juan menyampaikan hal tersebut kepada para warga. Berbagai tanggapan didapat pak Juan, karena warga ada yang percaya dan ada yang juga tidak percaya. Namun dengan sedikti penjelasan pak Juan yang dirasa masuk akal, khususnya atas peristiwa kematian 2 orang ibu hamil yang terjadi tanpa sebeb yang jelas dan terkesan mendadak.

Setelah diberi penjelasan itu, warga akhirnya mau juga melakukan tolak bala tersebut, apalagi selang beberapa hari setelah pak Juan meminta warga untuk melakukan tolah bala tersebut, kembali satu persatu korban berjatuhan di kampung mereka, kali ini tanpa mandang usia.

Bahkan kakek saya sendiri juga menjadi korbannya, walaupun saya tahu semuanya itu atas kuasa Allah. Dan ada yang ganjil dari para korban yang berjatuhan, ternyata setelah diperhatikan dan dihutung-hitung jarak kematian mereka masing-masing 40 hari sekali.

Malam itu, di malam minggu bulan Mei, para warga melakukan acara tolak bala, walaupun mereka tidak tahu apa yang diinginkan oleh para gaib. Para warga melakukan doa bersama, dengan membaca Tahlil, Tahtim dan Doa tolak bala.

Malam itu saya tidak dapat mengikuti acara tolak bala, karena merasa penasaran dan saya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di kampungku. Saya pergi ke rumah seorang teman yang mengerti masalah gaib, yang sebut saja bernama bang Ahmad.

Dari hasil terawangan bang Ahmad akhirnya jelaslah semua masalah yang terjadi.

Bang Ahmad menceritakan yang menjadi penyebab masalah tersebut seperti yang

saya ceritakan di depan tadi. Dan para gaib tersebut mau menghentikan aksinya jika mereka diberi tumbal dua ekor kepala kambing. Tetapi bang Ahmad tidak mau menyerah begitu saja pada mereka. Setelah melakukan perundingan dan negosiasi yang sangat alot, akhirnya dihasilkan keputusan bahwa mereka mau menghentikan aksinya jika mereka diberi tumbal 4 butir telur angsa yang tidak jadi, kuntum bunga yang gugur sebelum berkembang 3 macam, minyak air mata duyung yang asli 1 botol dan jeruk purut 2 buah.

Bang Ahmad berpesan kepada saya agar seluruh bahan tersebut segera serahkan kepadanya sebelum bulan purnama. Dengan mengerahkan para warga, akhirnya kami bergotong royong mencari bahanbahan seserahan yang diminta para gaib yang menteror kampung kami. Syukur

Alhamdulilah sebelum purnama semua bahan-bahan tersebut sudah dapat saya serahkan pada bang Ahmad.

Kemudian pada malam harinya, tepat tengah malam dengan disaksikan gelapnya malam yang terasa dingin mencekam, Ritual penanaman tumbal itu dilakukan.

Penanaman tumbal itu sengaja dilakukan bang Ahmad dari jarak jauh. Hal ini dilakukan untuk menghindari kecurigaan para warga yang sedang terusik lingkungannya. Setelah selesai, saya lihat bang Ahmad sangat keletihan, hampir seluruh kemampuan yang ia miliki dikerahkan semuanya.

Puji syukur kepada Allah atas pertolongan dan ridhonya-lah akhirnya masalah ini dapat teratasi. Alhamdulillah kampung kami kembali aman seperti semula. Ini merupakan pelajaran bagi kita semua bahwa kebathilan dan kemungkaran tidak akan pernah menang melawan kebaikan.

Posted by : Agen togel terpercaya

Sumber : 1

Sabtu, 23 Juli 2016

KUMPULAN FOTO FOTO HANTU YANG MEMBUAT BULU KUDUK BERDIRI


Kuntilanak di Indonesia 

Kuntilanak dalam bahasa Melayu: Puntianak, Pontianak, atau sering disingkat kunti adalah hantu yang dipercaya berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia atau wanita yang meninggal karena melahirkan dan anak tersebut belum sempat lahir. Nama "puntianak" merupakan singkatan dari "perempuan mati beranak". Mitos ini mirip dengan mitos hantu langsuir yang dikenal di Asia Tenggara, terutama di nusantara Indonesia.


Yuki Onna, Hantu Kimono Jepang
Hantu Jepang ini digambarkan sebagai sosok perempuan berbalut kimono putih dengan rambut panjang tergerai. Beberapa kisah urban di Jepang percaya bahwa Yuki-onna tampil telanjang. Hantu ini kerap terlihat ketika badai salju lalu sosok putihnya yang cantik tiba-tiba muncul di tengah salju.


Harionago (Jepang) 
Harionago (针女子), juga dikenal sebagai Harionna (针女), adalah seorang wanita hantu menakutkan dalam mitologi Jepang. Namanya secara harfiah berarti "perempuan berduri". Harionago disebut sebagai seorang wanita cantik dengan rambut sangat panjang dan berujung lancip seperti duri. Harionago mampu menggerakkan rambutnya, dan digunakan untuk menjerat pria.

Konon ia berkeliaran di jalan-jalan di Prefektur Ehime di pulau Shikoku Jepang, mencari korban. Ketika ia menemukan seorang pria muda, ia akan tertawa, dan jika pemuda tersebut berani ikut tertawa, Harionago akan menunjukkan rambut berdurinya yang mengerikan dan menyerang. 


Hantu Zashiki Warashi - Jepang
Penduduk di prefektur Iwate, Jepang percaya akan adanya hantu yang berwujud arwah anak-anak ini. Menurut cerita rakyat Jepang, Zashiki Warashi bisa mendatangkan kekayaan untuk rumah yang ditinggali atau mengusili juga. Salah satu kamar di penginapan Ryokufoso yang ada di Ninohe, prefektur Iwate dipercaya ditinggali oleh Zashiki.



Onibaba, Hantu Wanita Tua di Jepang

Jepang sepertinya tak kehabisan sosok-sosok hantu yang mengerikan. Salah satunya adalah Onibaba ini. Disebutkan Onibaba adalah hantu wanita tua dengan penampilan berantakan serta mengerikan. Masih kurang? Hantu ini memiliki mulut yang besar dan kerap kali berjalan-jalan sambil membawa pisau dapur untuk membunuh manusia yang dia incar.


Hantu Seram Kuchisake Onna - Jepang
Kuchisake-onna adalah sosok hantu wanita populer di Jepang yang berasal dari wanita cantik istri samurai yang mulutnya dirobek oleh sang suami dari telinga ke telinga. Lalu Kuchisake-onna muncul di jalanan untuk memburu anak-anak sambil memakai masker dan membawa gunting. Jika kamu bertemu dengannya dia akan bertanya apakah sosoknya cantik, jika kamu menjawab 'iya' maka dia akan membuka masker dan bertanya apakah dia cantik. Dan jika kamu menjawab 'tidak' kamu akan dibunuh oleh Kuchisake-onna.


Misteri Cheonyeo Gwishin - Korea Selatan
Masyarakat Korea Selatan percaya adanya hantu Cheonyeo Gwishin yang digambarkan sebagai hantu wanita muda cantik dan rupawan. Cheonyeo Gwishin tak bisa pergi ke akhirat karena belum menyelesaikan tugas sebagai wanita seperti melayani ayahnya, suami, dan anak laki-lakinya.

Jika perempuan meninggal saat muda dan belum menikah, maka dia akan menjadi Cheonyeo Gwishin. Sosok hantu ini muncul memakai sobok, hanbok (pakaian tradisional Korea Selatan) yang dipakai saat berduka. Agar Cheonyeo Gwishin sempurna, maka dia harus dinikahkan dengan hantu laki-laki perjaka.


Kisah Hantu Bloody Mary  di Amerika
Bloody Mary berasal dari Amerika dan mendatangi korban yang telah memanggilnya. Kamu ingin memanggilnya? Mudah saja. Saat tengah malam kamu masuklah ke kamar mandi yang di dalamnya ada cermin. Matikan lampu kamar mandi, nyalakan kran air dan secara lirih panggil tiga kali nama Bloody Mary sambil menutup mata. Lalu bukalah matamu dan tatap Bloody Mary di cermin. Kalau dia tak ada, coba kamu berputar di tempat tiga kali dan dia akan ada di depanmu.


Hantu La Llorona  Amerika Latin dan Meksiko
Diceritakan dalam legenda bahwa Arwah Penasaran bernama Maria ini ditolak ke surga sehingga bergentayangan di bumi sambil menangis mencari anak-anaknya ketika waktu malam hari tiba. La Llorona yang artinya Wanita Menangis adalah legenda yang sangat populer di Meksiko dan Amerika Tengah, dengan banyak versi yang masih ada.

Cerita dasar adalah bahwa La Llorona adalah seorang wanita cantik bernama Maria yang membunuh anak-anaknya dengan menenggelamkan mereka oleh karena dia ditolak cintanya oleh pria yang disukainya. (Pria itu dimungkinkan merupakan bapak dari anak-anak tersebut yang telah meninggalkan ibu mereka karena berpindah ke wanita lain). Kemudian, setelah ditolak oleh pria tersebut dia bunuh diri. Ketika Mary tiba di gerbang surga, ia ditanya, "Di mana anak-anak mu?" Dan dia menjawab, "Saya tidak tahu, Tuhanku."

Roh Wanita Rusalki (Russia/Ukraine) 

Rusalki adalah roh wanita yang telah meninggal sambil membawa anak haram, yang meninggal di dalam atau di dekat badan air, atau yang bunuh diri. Pada malam hari, mereka muncul dari tubuh air di mana mereka hidup untuk memanjat pohon. 

Lamia, Setan Berekor Ular
Lamia adalah putri dari seorang raja Mesir. Ratu ini juga dipercaya memiliki Serpent’s tail atau ekor ular yang berada tersimpan pada pinggangnya. Sebagian lagi mengatakan bahwa Lamia ini hampir sama dengan vampire yang hidup lewat meminum darah manusia terutama darah lelaki. Terlepas dari itu semua, Pada dasarnya Ratu lamia juga terkenal dengan kecantikanya.

Nah akibat kecantikanya inilah yang membuat dewa Zeus menaruh hati padanya. Hingga tak lama dari itu mereka pun menjalani yang namanya affair. Semuanya menjadi kacau ketika Hera, sang istri dari Zeus mencium perselingkuhan sang suami dengan wanita lain.


Teror Aswang (Philippines) 
Oke, dia memiliki nama lucu, tapi selain itu makhluk ini vampir seperti perempuan cukup menakutkan. Dia shapeshifter yang dapat lulus sebagai orang normal di siang hari, tetapi berubah menjadi makhluk bersayap atau hewan di malam hari. Dia memiliki sayap yang terdengar lebih keras saat mereka lebih jauh, dan lembut ketika mereka dekat, atau mungkin anda balik kanan. Aswang sering makan anak-anak kecil atau mayat, lalu ganti tubuh mereka dengan salinan. Mereka dapat ditolak oleh minyak kelapa, garam, atau eh, cairan tubuh tertentu. 


Baba Yaga (Eastern Europe) 
Baba Yaga adalah karakter jelek dalam cerita rakyat Slavia. Dia terbang dan juga menculik anak-anak kecil serta memakannya juga. Ia tinggal di sebuah gubuk kecil. Dalam cerita rakyat Slavia, ia digambarkan sebagai tokoh antagonis. Nama Baba Yaga terdiri dari dua elemen. Baba berarti "wanita tua" atau "nenek" yang digunakan dalam bahasa Slavia. Unsur kedua adalah Yaga yang berarti pemalas.

Baba Yaga memiliki nama yang berbeda dalam masyarakat Slavia. Bagi masyarakat Ceko, Polandia dan Slovakia, Baba Yaga dieja dengan Jezibaba. Di Slovenia, nama Baba Yaga dibalik menjadi Jaga Baba. Di Rusia, Bulgaria, Ukraina dan Belarusia, Baba Yaga diterjemahkan sebagai Baba Yaha, atau Baba Jaha. Dalam bahasa Slavia Selatan dan tradisi, ada penyihir tua yang sama, yang ditulis Baba Yaga di Kroasia, Serbia dan Bosnia, dan Рога Баба di Serbia dan Macedonia. Di Rumania nama ini disebut Baba Cloanţa. 


Leak Bali, Indonesia
Dalam Mitologi Bali, Leak diidentikkan dengan prilaku jahat para penganut ajaran kiri atau pengiwa yakni berupa kepala manusia dengan organ-organ yang masih menggantung di kepala tersebut. Leak dikatakan dapat terbang untuk mencari wanita hamil, untuk kemudian menghisap darah bayi yang masih di kandungan. Ada tiga leak yang terkenal. Dua di antaranya perempuan dan satu laki-laki. Menurut kepercayaan orang Bali, Leak adalah manusia biasa yang mempraktekkan sihir jahat dan membutuhkan darah embrio agar dapat hidup. Dikatakan juga bahwa Leak dapat mengubah diri menjadi babi atau bola api, sedangkan bentuk Leak yang sesungguhnya memiliki lidah yang panjang dan gigi yang tajam. 

Beberapa orang mengatakan bahwa sihir Leak hanya berfungsi di pulau Bali, sehingga Leak hanya ditemukan di Bali. Apabila seseorang menusuk leher Leak dari bawah ke arah kepala pada saat kepalanya terpisah dari tubuhnya, maka Leak tidak dapat bersatu kembali dengan tubuhnya. Jika kepala tersebut terpisah pada jangka waktu tertentu, maka Leak akan mati. Topeng berwujud wajah menakutkan dengan taring mencuat dan lidah menjulur keluar disebut celuluk yang merupakan leak paling rendah nilainya di Bali.

Amityville House menjadi rumah paling menyeramkan di Amerika Serikat. Di tempat ini satu keluarga dibantai kejam oleh seorang pelaku yang masih anggota keluarganya sendiri. Karena tak memiliki ahli waris lagi akhirnya negara mengambil ahli dan menjual rumah tersebut. Sudah beberapa kali berganti pemilik rumah yang baru namun tidak ada yang sempat bertahan lama untuk menempatinya.

Foto penampakan hantu anak kecil diatas diambil oleh salah seorang penyidik kepolisian saat olah TKP pembunuhan, petugas yang mengambil foto tersebut bersumpah tidak ada satupun anak kecil saat memotretnya karena rumah tersebut telah tertutup dan digaris pengaman polisi. Diduga foto penampakan itu adalah roh anak lelaki paling kecil keluarga Amityville yang ikut tewas dalam pembantaian.

Penampakan hantu di kolong tempat tidur 


Penampakan hantu anak-anak ikut selfie

SELAMAT DATANG DI MASTER SUN

Selamat Datang di "MASTER SUN", Blog Ini Digunakan Hanya Semata-Mata Untuk Memberikan info tentang kejadian di luar nalar manusia. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tak ada unsur kesengajaan. Tidak Ada Unsur Yang Terlarang di Dalam Blog Ini. Terima Kasih




' SELAMAT DATANG & TERIMA KASIH '

SALAM MASTER SUN

Demi Anak Aku Kawin dengan Genderuwo

Master Sun, Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan! Pepatah ini kiranya cukup pas untuk menggambarkan betapa kerasnya perjuangan Retno Kumala (46), si pemilik kisah Catatan Hitam kali ini. Demi masa depan kedua anaknya, ia nekad memilih jalan hidup yang mungkin sangat sulit dijelaskan dengan nalar. Ia rela kawin dengan genderuwo. Ini ia lakukan bukan semata-mata karena ia mendambakan hidup bahagia dengan limpahan harta dari suaminya yang berasal dari dunia gaib tersebut. Namun, sekali lagi, ia melakukannya demi masa depan  kedua anaknya yang telah lama ditinggal pergi oleh ayahnya.


Tapi, bagaimana kenyataan selanjutnya yang harus ia hadapi? Kepada Pengasuh rubrik kesayangan ini Retno Kumala mengisahkan Catatan Hitam hidupnya itu secara lengkap. Selamat mengikuti…!

Kehidupan rumah tanggaku pada awalnya sangat bahagia. Suamiku, Warijo, seorang pria yang sangat bertanggungjawab. Ia juga ayah yang baik dan sangat menyayangi ketiga anaknya.

Suatu saat kami harus pindah dari Surabaya ke Palembang. Maklum saja,  ketika itu Mas Warijo dimutasi ke kantor cabang perusahaan tempatnya bekerja dengan posisi dan jabatan, juga gaji yang tentu saja jauh lebih baik. Semula kami berharap akan mendapatkan kehidupan yang lebih bahagia lagi di tempat baru ini, namun justeru di Kota Empek Empek inilah kepahitan itu berawal.

Ya, tragedi itu bermula dari vonis kanker otak terhadap anak ketiga kami Bambang Prihandoko, yang ketika itu baru berumur 3,5 tahun. Kenyataan ini sungguh memukul batinku, juga batin suamiku. Sejak si bungsu divonis mengidap kanker otak, kulihat Mas Warijo sering melamun seorang diri. Memang, dibanding kedua anaknya yang lain, Mas Warijo jauh lebih menyayangi si bungsu, sebab sejak bayi merah anak ini memang sering sakit-sakitan sehingga membutuhkan perhatian ekstra dari kami. Mungkin karena itulah tumbuh kasih sayang yang sangat besar dari kami berdua, terutama Mas Warijo yang pernah menyebut Bambang sebagai “anak yang akan memiliki banyak keajaiban,” sebab ketika aku mengandungnya Mas Warijo mengaku sering bermimpi ditemui seorang kakek bersorban putih mirip sosok wali, yang menitipkan anak padanya. Namun, mimpi hanyalah mimpi. Kenyataan tetap berbicara lain.

Meski biaya pengobatan si kecil ditanggung oleh Asuransi Kesehatan (ASKES) dari perusahaan tempat Mas Warijo bekerja, namun karena penyakit yang diderita oleh Bambang relatif langka dan sulit disembuhkan, maka usaha kami membawanya berobat ke berbagai rumah sakit ternama di Kota Palembang sepertinya hanya sia-sia saja. Bila sedang kumat si kecil Bambang sering jatuh pingsan, dan kami tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali hanya membawanya ke rumah sakit untuk sekedar mendapatkan penangangan gawat darurat.

Kami hampir putus asa menghadapi keadaan si bungsu. Puncaknya, pada musim libur hari raya Idul Fitri di tahun 2005 silam, kami sekeluarga memutuskan mudik ke kampung halamanku di Wonogiri, Jawa Timur. Disamping ingin berlebaran bersama keluarga, rencananya kesempatan ini juga akan kami gunakan untuk mencari cara alternatif guna mengobati penyakit Bambang.

Manusia hanya bisa berencana, sedang Tuhan juga yang menentukan. Itulah yang terjadi. Seminggu setelah tinggal di rumah orang tuaku untuk menikmati liburan, dan sebelum sempat kami membawa Bambang berobat secara alternatif, ternyata Tuhan telah memanggilnya lebih dulu. Bambang menghembuskan nafas terakhirnya dalam gendongan ayahnya.

Kepahitan ini terjadi hanya 3 hari setelah hari raya Idul Fitri. Betapa berdukanya kami sekeluarga karena kepergian Bambang jatuh pada hari yang semestinya penuh dengan kabahagiaan. Apalagi malam harinya Bambang masih sehat dan bermain-main dengan kami. Baru menjelang subuh ia pingsan setelah lebih dulu kejang karena menahan sakit pada kepalanya, sampai akhirnya ia tak kuat lagi melawan rasa sakit itu.

Kepergian si bungsu sungguh merupakan kehilangan yang teramat besar bagi kami. Sebagai ibu yang merawatnya sejak masih dalam kandungan, sudah barang tentu sulit bagiku untuk mengikhlaskan kepergiannya. Mas Warijo pun sepertinya merasakan hal yang sama. Namun sebagai lelaki ia sudah pasti jauh lebih kuat jika dibandingkan denganku. Buktinya, walau masih dalam kedukaan, karena masa liburan yang sudah habis, maka itu setelah selamatan tujuh hari kepergian Bambang, Mas Warijo kembali ke Palembang untuk melakukan rutinitasnya sebagai seorang karyawan sebuah perusahaan swasta. Sementara itu aku sendiri lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah orang tuaku. Demikian pula dengan kedua anakku yang ketika itu baru duduk di kelas satu dan dua SMP. Mereka tetap tinggal di Wonogiri, bahkan karena kedekatan dengan kakek dan neneknya kedua anakku ini memilih pindah sekolah.

Sejak kepergian si bungsu, hari-hari yang kulalui terasa sangat hampa. Berat pula bagiku untuk kembali ke Palembang mengingat kedua putra dan putriku juga enggan untuk menyusul ayahnya pulang ke sana. Kerana keadaan ini pada akhirnya aku pun lebih memilih tinggal di Wonogiri. Suamiku cukup mengerti dengan pilihanku ini. Ia tahu pasti kalau kondisi jiwaku masih sangat labil.

Lima bulan berlalu sejak kematian si bungsu, Mas Warijo masih rutin mengirimi kami uang untuk biaya hidup setiap bulannya. Di bulan ke 6 sesuatu yang tak pernah kuduga sebelumnya terjadilah. Kiriman uang dari Mas Warijo tak kunjung tiba sesuai jadwal biasanya. Mendapati kenyataan ini, kucoba menghungunginya lewat ponsel miliknya, tapi ternyata mailboks. Ketika kukontak lewat telepon kantor, pihak resepsionis malah mengatakan kalau Mas Warijo sudah mengundurkan diri sejak sebulan lalu.

Berita ini benar-benar membuatku pusing tujuh keliling. Mengapa Mas Warijo mengundurkan diri dari pekerjaan dengan tanpa terlebih dahulu meminta pendapatku, atau setidaknya memberitahuku? Apa yang telah terjadi dengannya? Mengapa ia begitu berani mengambil keputusan yang sedemikian gegabah? Apakah ia sudah mendapatkan pekerjaan lain yang jauh lebih menjanjikan?

Setumpuk pertanyaan itu tak pernah kudapatkan jawabannya, sebab sejak kuterima berita itu Mas Warijo seolah telah menghilang dari jagat raya ini. Tak pernah secuilpun kudengar kabar tentang dirinya. Berulang kali kuhubungi nomor ponselnya, namun yang kudengar hanya suara operator yang mengatakan bahwa nomor tersebut tak dapat dihubungi.
Betapa kecewa hatiku, sebab Mas Warijo pun sama sekali tak pernah mengontakku walau hanya sekejap saja.

Kemana perginya Mas Warijo? Tak ada seorang pun yang bisa menjawabnya. Ia telah pergi tanpa pesan. Meninggalkanku dengan dua orang anak yang masih membutuhkan biaya hidup yang sangat besar, terutama  untuk pendidikannya.

Di tengah keputusasaan aku bertemu dengan sahabatku semasa SMA dulu. Sebut saja namanya Yulianah. Waktu itu aku sangat surpraise melihat keadaan Yulianah yang sepertinya sudah jadi orang sukses. Ia bisa nyetir sendiri mobilnya yang bagus dan sangat mewah menurutku. Tak hanya itu, ia juga sudah menyandang gelar sebagai seorang Hajjah, dan ia nampak cantik sekali dengan balutan busana muslimah.

Bagaimana ceritanya sampai kehidupan Yulianah bisa berubah dengan sedemikian drastis? Padahal, aku tahu persis bagaimana asal-usul sahabatku ini. Ia lahir dari keluarga petani yang sangat miskin. Bahkan sewaktu sekolah dulu ia sering menunggak SPP, dan kalau jajan di kantin sering kali aku yang mentraktirnya.

Melihat Yulianah yang sudah hidup senang, terus terang saja aku merasa sangat iri padanya. Sahabatku ini seolah-olah bisa membaca perasaanku. Buktinya, seminggu setelah bertemu dengannya, ia mengundangku datang ke rumahnya.

Ketika aku sampai di rumahnya, kekagumanku padanya semakin besar saja. Bagaimana tidak? Kulihat rumah Yulianah yang megah dan cukup mewah menurut ukuranku.
“Kemana suamimu, Yul?” tanyaku ketika itu saat melihat suasana rumah yang sepi.
Yuliana tersenyum  sambil menyuguhkan cemilan di hadapanku. “Aku sudah 5 tahun menjanda, Ret!” katanya.

Mendengar jawabannya, aku merasa sedikit tak enak hati. Namun, Yulianah sepertinya tidak merisaukan pertanyaanku barusan. Nyatanya ia segera menyambung penjelasannya.
“Suamiku selingkuh, jadi kupikir mending bercerai saja. Lagi pula, sekarang ini keadaanku sudah cukup mapan. Karena itu meski mantan suamiku sering meminta ingin kembali, tapi dengan tegas selalu kutolak. Apalagi kedua anakku juga sudah besar. Mereka tidak pernah menanyakan Bapaknya. Ya, beginilah kehidupanku, dan aku merasa cukup bahagia meski tanpa suami. Oya, bagaimana keadaanmu rumah tanggamu, Retno?”

Karena ditodong pertanyaan seperti itu, akhirnya tanpa tedeng aling-aling kuceritakan bagaimana porak-porandanya keluargaku. Sebagai sahabat, sepertinya Yulianah sangat tersentuh mendengar ceritaku.

Ia berkata setelah menyimak ceritaku, “Aku ini tetap sahabatmu, Retno. Karena itu aku juga ingin melihat hidupmu bahagia. Masalahnya, apakah kau mau melakukan solusi yang akan kuberikan, dan apakah kau akan mempercayainya?”
“Seperti apa solusi yang kau tawarkan itu, Yul?” aku balik bertanya.
“Kau harus kawin dengan genderuwo!”

Betapa terkejutnya aku mendengar jawaban dari mulut mungil sahabatku ini. Bagaimana mungkin Yulianah yang sudah menyandang titel sebagai seorang Hajjah itu sampai tega hati menawarkan solusi sesat itu padaku?

Seolah bisa membaca keterkejutanku, Yulianah buru-buru menyambung ucapannya sambil tersenyum, “Kau jangan buru-buru berpikiran negatif! Kau pasti menyangka ini semacam pesugihan bukan? Sama sekali tidak, Retno! Menurutku ini halal. Kau akan dinikahkan dengan makhluk itu secara Islam. Selama kau menjadi isterinya, genderuwo itu akan menafkahimu secara lahir dan batin. Bila kau sudah merasa punya cukup modal, kau bisa bercerai dengannya. Dan yang paling penting, ritual ini tidak ada tumbal macam-macam. Asal kau tahu saja, aku bisa seperti ini juga kerana melakukan ritual itu. Setahun lalu aku minta cerai sebab aku sudah merasa punya cukup modal untuk berusaha sendiri. Genderuwo itu bersedia menceraikanku, dan sekarang hidupku tenang sebab aku juga bisa menjalankan ibadah.”

Setelah mendengar penjelasan Yulianah seperti itu, akupun mulai tertarik untuk mengikuti jejaknya. Terlebih lagi kehidupan saat itu memang sangat susah. Bapakku yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga sudah berhenti bekerja\ karena penyakit diabetes yang merongrong tubuhnya. Belum lagi aku juga harus memikirkan biaya sekolah dan masa depan kedua anakku. Walau bagaimana pun mereka harus terus sekolah dan kuliah sampai ke perguruan tinggi.

Dengan kedua alasan tersebut akhirnya aku meminta Yulianah untuk mengantarkanku ke rumah “orang pintar” yang katanya sudah biasa memandu ritual kawin dengan genderuwo itu.

Singkat cerita, Yulianah mempertemukanku dengan Ki Badrowi, sebetulah begitu, paranormal yang biasa mengawinkan manusia dengan genderuwo. Setelah mendengarkan penjelasan tentang keinginanku yang disampaikan oleh Yulianah, Ki Badrowi mengaku bersedia membantu. Namun aku diminta untuk mempersiapkan semua kelengkapannya, seperti Apel Jin dan berbagai sarana lain untuk selamatan ritual perkawinan itu nantinya. Yulianah bersedia membantuku menyaiaokan semua keperluan ini.

Benar juga kata Yulianah. Ritual perkawinan itu memang seperti halnya prosesi perkawinan dalam aturan hukum Islam. Artinya, ada saksi, penghulu, wali, pengantin, dan juga ijab kabul, bahkan juga mas kawin berupa cincin emas seberat 1 gram. Untuk wali langsung diwakilkan kepada Ki Badrowi, sebab ayahku memang tidak mungkin bisa dihadirkan. Jadi, dalam prosesi pernikahan itu Ki Badrowi bertindak sebagai wali sekaligus penghulunya.
Karena mempelai lelaki tak bisa dilihat oleh mataku, maka proses ijab kabul pun sangat janggal menurutku. Sama sekali tidak ada ucapan akad nikah, meski kemudian wali dan saksi langsung mengesahkannya.

Yang juga terasa aneh, setelah prosesi pernikahan selesai, Yulianah berbisik di telingaku, “Suamimu itu tampan sekali, Retno. Kau beruntung mendapatkannya!”

Tampan? Bagaimana mungkin Yulianah mengatakan ini padaku, padahal aku sama sekali tidak melihat keberadaan suamiku itu. Apakah memang Yulianah bisa melihat perwujudannya sehingga ia berkata demikian?

Aku tak tahu pasti. Yang jelas, aku meyakini kalau Yulianah hanya membohongiku. Buktinya, aku mengalami ketakutan yang teramat sangat ketika di malam Jum’at Kliwon itu suamiku gaibku datang dan ingin menjalankan kewajibannya di malam pertama. Memang, sesuai dengan pesan Ki Badrowi, malam pertamaku dengan suamiku yang genderuwo itu akan dimulai persis pada malam Jum’at Kliwon. Dan, menurut paranormal itu, setelah menjalankan kewajibannya di malam pertama, maka suamiku itu akan memberikan nafkah materinya berupa tumpukan uang dalam jumlah yang lebih dari mencukupi.

Posted by : Agen Togel Terpercaya
Sumber : 1